Di HUTA TONGA atau HUTA JEHE merupakan Kerajaan (Perkampungan) pertama yang ada di Desa Sihotang Hasugian Tonga, dan di Perkampungan (Kerajaan) inilah pertama sekali ada didirikan Sekolah dan Gereja, yang menandakan Perkampungan (Kerajaan)
Pada zaman dahulu yaitu kurang lebih 150 tahun yang lalu, Raja Op. Rantur Hasugian mendirikan satu perkampungan (Huta) atau kerajaan di Huta Tonga. Op. Rantur Hasugian merupakan keturunan dari Raja Tunggal Hasugian (beberapa keturunan kebawah), Op. Rantur Hasugian memiliki 2 (dua) orang anak yaitu :
Kemudian , dikerajaan tersebut (Dihuta Tonga) ataupun sebutan lain kampong tersebut Huta Jehe berdiri sebuah Rumah Batak/Bale, yang merupakan Rumah bagi RAJA RAJA pada zaman dulu. RUMAH BATAK/BALE yang ada di HUTA TONGA ataupun HUTA JEHE ada dan masih berdiri sampai saat ini. RUMAH BATAK/BALE ini pada zamannya merupakan tempat untuk mengadakan rapat ataupun pertemuan ataupun PESTA BIUS para RAJA RAJA yang ada di PARLILITAN, dan RAJA SISINGAMANGARAJA XII yang merupakan pahlawan dari suku BATAK sering sekali menginjakkan kaki di HUTA TONGA atau HUTA JEHE untuk mengadakan ataupun memimpin rapat ataupun PESTA BIUS para RAJA RAJA yang ada di Parlilitan, tujuan lain yaitu untuk menyusun strategi perang melawah penjajah Belanda pada saat itu, dan pada zamannya di HUTA TONGA ataupun HUTA JEHE ini sering melakukan ritual dan pesta pesta besar RAJA RAJA dan bahkan tersebut bisa sampai 7 (tujuh) hari 7 (tujuh) malam lamanya.
Salah satu keistimewaan lainnya dari perkampungan /Bale-bale ini yaitu adanya jejak Sisingamangaraja XII, dimana ketika Sisingamangaraja XII ingin bertemu dengan Raja-raja Huta di tempat inilah dilaksanakan pertemuan tersebut untuk membahas banyak hal dan juga Pesta Bius yang langsung dipimpin oleh Sisingamangaraja XII